Sampul album terbaru U2 berjudul “No line On The Horizon” mendapat sentuhan yang benar-benar berbeda. Band rock Irlandia ini memilih karya seni foto dari seniman Jepang Hiroshi Sugimoto.
Sayangnya, karya seni ini sudah dipakai oleh musisi Amerika dan pemilik label indie Taylor Dupree, yang menyatakan bahwa foto Sugimoto telah digunakan sebagai sampel albumnya bertajuk “Specification. Fifteen”.
Kedua sampul album itu sama-sama menggunakan karya fotografer Sugimoto.
Dupree menyatakan keheranannya melalui posting di 12kblog dengan judul “Sampul Album U2, sepertinya saya sudah lihat sebelumnya? Pernyataan itu sekaligus menyerang U2 yang tidak meriset dulu properti untuk sampul album terbarunya itu.
“Album terbaru U2 “No Line On The Horizon” cukup membuktikan bahwa itu adalah pencurian dari album saya: ‘Specification. Fifteen’, yang telah keluar beberapa tahun lalu,” tulis Deupree.
Dalam tulisannya itu, Deupree menyatakan tidak akan melanjutkan masalah ini ke tingkat hukum. “Masalahnya, proyek saya kecil, sangat pribadi dan eksperimental (artis kecil dan miskin) yang menghadapi mesin raksasa budaya pop massa,” tulisnya. “Akhirnya kami tahu semua siapa yang menang.”
Sayangnya, karya seni ini sudah dipakai oleh musisi Amerika dan pemilik label indie Taylor Dupree, yang menyatakan bahwa foto Sugimoto telah digunakan sebagai sampel albumnya bertajuk “Specification. Fifteen”.
Kedua sampul album itu sama-sama menggunakan karya fotografer Sugimoto.
Dupree menyatakan keheranannya melalui posting di 12kblog dengan judul “Sampul Album U2, sepertinya saya sudah lihat sebelumnya? Pernyataan itu sekaligus menyerang U2 yang tidak meriset dulu properti untuk sampul album terbarunya itu.
“Album terbaru U2 “No Line On The Horizon” cukup membuktikan bahwa itu adalah pencurian dari album saya: ‘Specification. Fifteen’, yang telah keluar beberapa tahun lalu,” tulis Deupree.
Dalam tulisannya itu, Deupree menyatakan tidak akan melanjutkan masalah ini ke tingkat hukum. “Masalahnya, proyek saya kecil, sangat pribadi dan eksperimental (artis kecil dan miskin) yang menghadapi mesin raksasa budaya pop massa,” tulisnya. “Akhirnya kami tahu semua siapa yang menang.”
0 komentar:
Posting Komentar